Nama Syukri Wahid sebagai calon wakil walikota Balikpapan dari pasangan nomor urut 03 kembali menjadi perhatian publik. Pernyataan tegasnya yang menolak BPJS gratis terutama untuk kelas tiga telah memicu reaksi keras dari masyarakat.
Jejak digitalnya semasa menjabat sebagai anggota DPRD menunjukkan penolakan yang kuat terhadap program tersebut dan kini hal itu kembali viral serta menimbulkan keraguan mengenai konsistensi sikap politiknya.
Dalam kampanye politiknya Syukri wahid menyatakan, “Nah yang ke-2 yang kita sepakati ada kalimat tidak ada kata gratis.” Ia juga menyarankan penggunaan istilah “subsidi” sebagai alternatif. Pernyataan ini menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap konsep layanan kesehatan gratis yang dianggapnya tidak berkelanjutan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah kritik yang terus mengalir Syukri merujuk pada statistik pemerintah pusat yang menyebutkan bahwa 42.000 orang terdaftar dalam BPJS dengan subsidi hanya sebesar 7.000.
Hal ini semakin menegaskan posisinya yang lebih condong pada pendekatan subsidi ketimbang memberikan layanan gratis yang dinilai tidak realistis.
Respon masyarakat sangat tajam banyak yang beranggapan bahwa sikap Syukri yang mendukung program BPJS gratis saat ini bertentangan dengan pendapatnya di masa lalu.
Tuduhan mengenai ketidakcocokan sikap pun muncul dengan harapan agar para politisi memiliki konsistensi terutama dalam kebijakan-kebijakan penting seperti layanan kesehatan.
Polemik ini menjadi salah satu isu hangat dalam Pilkada Balikpapan. Viralitas pernyataan keras Syukri yang menolak BPJS gratis menciptakan persepsi negatif terhadap pasangan calon nomor urut tiga ini.
Masyarakat mencemaskan bahwa tindakan ini dapat mempengaruhi perolehan suara dalam pemilihan yang akan datang.
Saat ini Syukri Wahid berada dalam posisi yang sulit. Ia harus menghadapi konsekuensi dari pernyataannya yang kontroversial dan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa pandangannya demi kepentingan kesehatan publik jangka panjang.
Sementara itu, masyarakat Balikpapan terus mengawasi setiap langkah yang diambilnya berharap akan ada konsistensi dalam setiap kebijakan yang diusulkan.