Turunnya tarif tiket pesawat setelah perhelatan HUT Kemerdekaan RI ke 79 di IKN, khususnya di Balikpapan, Kalimantan Timur, telah memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal. Setelah perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dan liburan sekolah, tarif tiket pesawat mengalami penurunan yang memicu deflasi di kota ini.
Menurut data terbaru, deflasi di Balikpapan tercatat sebesar 0,20 persen secara month-to-month (mtm) pada bulan Agustus 2024. Penurunan ini tidak terlepas dari sinergi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang berkolaborasi dengan berbagai instansi, termasuk Bank Indonesia.
Selain tiket pesawat, beberapa komoditas lain yang berkontribusi terhadap deflasi di Balikpapan antara lain bahan masakan seperti kangkung, bawang merah, dan daging. Kenaikan tarif kendaraan travel pada periode HUT ke-79 Kemerdekaan RI juga menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktifitas Ekonomi Terganggu
Robi Ariadi, sebagai Kepala BI Perwakilan Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU), memberikan pandangannya mengenai situasi deflasi yang terjadi di Balikpapan.
Robi menekankan pentingnya sinergi antara berbagai instansi, termasuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Bank Indonesia, dalam mendorong kebijakan yang dapat menjaga stabilitas harga. Ia percaya bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk mengatasi tantangan inflasi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah penyangga IKN.
Deflasi yang terjadi untuk kedua kalinya di Balikpapan tidak serta-merta menunjukkan adanya penurunan dalam aktivitas ekonomi, ujar Robi. Berdasarkan survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Balikpapan pada bulan Agustus 2024, tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Juli 2024.
Peningkatan ini didorong oleh optimisme konsumen yang lebih kuat terkait pendapatan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja. Namun, Robi mengingatkan bahwa inflasi di daerah tetap perlu diwaspadai, terutama dengan meningkatnya curah hujan yang dapat menyebabkan banjir dan mengganggu pasokan pangan.
Selain itu, kenaikan harga avtur di tingkat nasional juga menjadi faktor penting yang memengaruhi dinamika tarif angkutan udara, yang pada gilirannya akan berdampak pada inflasi di sektor transportasi.