Program padat karya di Kelurahan Sepinggan Raya melibatkan banyak warga untuk fokus melakukan normalisasi drainase dan pembersihan di beberapa kelurahan.
Rahmad Mas’ud mengatakan bahwa dengan adanya proyek pemindahan IKN ke Provinsi Kaltim membuat kota Beriman ini memilih peran penting yaitu memberikan rasa nyaman, bersih, aman dan kondusif terutama bagi mereka yang datang ke Kota Balikpapan.
Beliau juga berharap kota Balikpapan semakin dicintai dan peran warganya sangatlah penting untuk menopang kota Balikpapan ini. Sebut saja salah satunya yaitu program padat karya yang melibatkan banyak warga untuk melakukan normalisasi drainase.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rahmad Mas’ud menyampaikan bahwa kegiatan padat karya ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan di setiap kelurahan yang diusung pemerintah.
Program ini pun juga sudah berjalan 2 tahun. Walaupun belum semua kelurahan mendapatkan program ini tetapi kita akan lakukan secara step by step dengan tujuan membangun kota Balikpapan dengan melibatkan masyarakat.
Tujuan lainnya juga untuk menjaga kesehatan masyarakat dengan bergotong-royong membangun kebersihan lingkungan berupa saluran drainase.
Sementara itu Kepala Bidang Pengairan DPU Kota Balikpapan Jen Supriyanto yang turut mendampingi walikota menyatakan bahwa kegiatan padat karya adalah salah satu langkah Pemkot untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pasca pandemi COVID-19.
Jen Supriyanto menjelaskan bahwa pada tahun lalu kegiatan padat karya dilaksanakan di 14 kelurahan namun untuk tahun 2023 hanya dilakukan di 10 kelurahan.
“Kami bekerja sama dengan fasilitator dari Kotaku yang bertugas di lapangan dan berkolaborasi dengan LKM yang ada di setiap kelurahan,” ujarnya.
Dia juga menyebutkan bahwa 10 kelurahan yang terlibat dalam program padat karya adalah Sepinggan Raya, Lamaru, Sepinggan, Klandasan Ilir, Gunung Sari Ulu, Sumber Rejo, Karang Jati, Muara Rapak, Batu Ampar, dan Baru Ulu.
Menurutnya dari DPU bidang pengairan, mereka hanya menyediakan peralatan kerja serta memberikan upah kepada masyarakat yang terlibat.
Program padat karya ini dilaksanakan di lokasi-lokasi yang memerlukan normalisasi drainase tanpa melibatkan pihak kontraktor serta disesuaikan dengan anggaran yang ada.
“Tahun ini kami telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk program padat karya,” tutup Jen Supriyanto.