Debat publik kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali kota Balikpapan 2024 yang digelar pada Kamis malam, 7 November 2024 menghadirkan berbagai perdebatan panas di antara para pasangan calon. Namun, Pasangan Calon (Paslon) 03 yaitu Muhammad Sa’bani – Syukri Wahid menuai sorotan negatif karena minimnya penjabaran visi dan misi. Alih-alih memaparkan solusi konkret karena Paslon 03 justru lebih banyak melontarkan kritik terhadap Paslon 01.
Visi Misi Kurang Jelas, Hanya Mengikuti Bingkai Madinatul Iman
Pasangan calon 03 mencoba menonjolkan program dalam bingkai Madinatul Iman yang sama seperti Paslon 01. Mereka mengusung rencana untuk memperluas fasilitas pendidikan, mengatasi masalah tata air, serta membangun infrastruktur untuk rakyat. Namun detail dari visi dan misi mereka tidak jelas, bahkan cenderung meniru program yang telah disampaikan Paslon 01.
“Kami akan menghadirkan Balikpapan yang sehat dengan pendidikan berkualitas,” ucap Paslon 03 tanpa memberikan rincian lebih jauh tentang bagaimana program tersebut akan direalisasikan. Hal ini memicu kritik bahwa mereka sekadar mengulang konsep tanpa inovasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Fokus Serangan terhadap Paslon 01
Dalam sesi pembahasan masalah air bersih, Pasangan tersebut justru lebih banyak menyerang Paslon 01 yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Balikpapan. Mereka menuding bahwa Paslon 01 telah membiarkan PDAM bermasalah selama dua tahun terakhir tanpa solusi nyata. “Masalah air bersih sudah ada sejak lama tapi solusi konkret belum terlihat hingga saat ini,” sindir Pasangan calon no urut 03.
Namun serangan ini dinilai tidak produktif karena pasangan calon ini tidak memaparkan strategi detail untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kritik mereka dianggap hanya untuk menjatuhkan lawan politik tanpa memberikan alternatif solusi yang meyakinkan.
Program Infrastruktur dan Transportasi Minim Terobosan
Di bidang infrastruktur Paslon 03 menyoroti program Paslon 01 sebagai “coba-coba” dan “hanya khayalan”. Namun mereka sendiri hanya menawarkan solusi umum seperti membangun fly over, menambah kapasitas jalan serta menata parkir untuk mengurangi kemacetan. “Rekayasa lalu lintas juga menjadi fokus kami,” ujarnya, tetapi tanpa penjelasan lebih rinci tentang pelaksanaan atau rencana anggaran.
Kritik bahwa program mereka minim inovasi semakin kuat ketika mereka tidak memberikan jawaban terkait infrastruktur yang lebih luas seperti ketahanan pangan atau irigasi yang seharusnya mendukung pertumbuhan kota.
Minim Solusi dan Lebih Banyak Retorika
Debat ini menunjukkan bahwa Paslon ini lebih fokus menyerang lawan daripada menawarkan program unggulan mereka sendiri. Program-program mereka seperti pengendalian banjir, ketersediaan BBM dan elpiji, hingga pendidikan berkualitas hanya disampaikan secara garis besar tanpa rincian yang memadai.
“Visi dan misi Paslon 03 terlalu umum tidak ada sesuatu yang baru. Lebih banyak waktu mereka habis untuk menyerang Paslon 01 daripada memaparkan solusi konkret,” ujar seorang analis politik lokal.
Kesimpulan Yaitu Gagal Meyakinkan Pemilih
Pasangan Calon dengan no urut 03 tampaknya belum mampu memanfaatkan debat sebagai ajang memperkuat posisi mereka di mata pemilih. Serangan terhadap Paslon 01 yang dinilai hanya bersifat retorika tanpa solusi nyata serta kurangnya detail pada visi misi membuat mereka sulit untuk tampil sebagai kandidat yang meyakinkan.
Pengamat politik menilai bahwa pasangan ini perlu merevisi strategi komunikasi mereka jika ingin menarik perhatian pemilih. “Debat adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kapasitas bukan sekadar panggung untuk menyerang lawan,” simpul seorang pengamat.